Palagan Ngadirejo, Dasar Pemikiran Pembangunan Tetenger


DASAR PEMIKIRAN MEMBANGUN TETENGER PERTEMPURAN DI PALAGAN NGADIREJO

 

  1. Sejak tahun-tahun terakhir ini mulai bermunculan da­lam kelompok ex-TRIP, yang memperbincangkan tentang saran-saran dan usul-usul tentang perlu diba­ngunnya Tetenger di Palagan Ngadirejo, dimana Pa­sukan TRIP mengadakan penyerangan penghadangan terhadap Pasukan Belanda yang berpatroli, sehingga terjadi pertempuran sengit yang merupakan lampiasan puncak kegeraman dari kedua belah fihak.
  2. Peristiwa pertempuran antara Pasukan tentara kita dengan Belanda, maupun antara Pasukan TRIP dengan Pasukan tentara Belanda memang sudah biasa, tapi kebetulan apa yang terjadi di Palagan Ngadirejo ini agak istimewa, karena Pasukan Patroli Belanda sejak itu diperkuat oleh datangnya Pasukan Prinses Ireene Brigade, yang dipersenjatai dengan senjata-senjata yang modern serta peralatannya yang lebih baik.
  3. Menurut keterangan penduduk setempat, Pasukan tentara Belanda yang berpatroli ke jurusan utara kota Blitar menuju Nglegok dan Candi Penataran, adalah lebih banyak dari pada yang biasanya. Sedikitnya 2 peleton dengan persenjataan yang lebih lengkap dan kendaraan truck termasuk brencarier, telah digunakan saat patroli tersebut. Pasukan TRIP dengan taktik perang gerilya mengalami korban yang sangat minim dibanding dengan jumlah Pasukan TRIP yang terlibat dalam pertempuran saat itu. Tetapi sebaliknya fihak Pasukan tentara Belanda tidak menyangka akan menghadapi perlawanan Pa­sukan TRIP, sehingga mengalami cukup banyak kor­ban yang berjatuhan.
  4. Peristiwa heroik yang jarang terjadi ini perlu dikenang dan perlu diketahui oleh masyarakat luas maupun ge­nerasi mendatang, bahwa peristiwa tersebut merupakan momen-momen yang bersejarah.

Sebagai satu bahan pemikiran dapat diketahui, bahwa menurut ketentuan umum bagi seseorang, kelompok orang atau suatu peristiwa dapat dimonumenkan atau dibuatkan monumen/tetenger apabila:
a)  Peristiwa itu merupakan titik-balik (turning point) perang atau pertempuran oleh pasukan tempur ataupun perlawanan dari suatu pasukan gerilya, dalam hal ini adalah perlawanan antara Pasukan Tentara Belanda dengan Pasukan TRIP di Palagan Ngadirejo.
b)  Merupakan satu peristiwa dalam satu momentum bersifat taktis, tetapi mempunyai nilai strategis. Misalkan serangan yang dapat mematahkan ke­kuatan lawan dan membuat grogi lawan untuk meneruskan perlawanan/pertempuran.
c)  Peristiwa yang dianggap bisa merupakan satu mo­mentum penting untuk analisa ilmu perang, nilai segi kepemimpinan serta pengembangan olah pikir akademis dihidang strategi, operasi dan taktik.
d)  Peristiwa itu dapat menjangkau kedepan, dalam rangka meneruskan nilai perjuangan dan semangat patriotik dalam kurun sejarah perjuangan bangsa.

5.  Penjabaran dari pada jangkauan kedepan itu meliputi kegunaan sejarah itu sendiri yang mengandung nilai-nilai positif seperti:

a)   Kegunaan bersifat edukatif (pendidikan). Dimaksudkan, dengan menghayati makna sejarah dari suatu kenangan atau monumen atau tetenger, dapat mengarah pada langkah-langkah yang mem­bawa kemajuan dimasa sekarang maupun masa mendatang.
b)  Kegunaan bersifat instruktif (pengajaran) Dimaksudkan, dapat memberikan keterampilan atau pengetahuan dalam suatu bidang, dalam hal ini ialah taktik dan teknik bertempur.
c)   Kegunaan bersifat imspiratif (pengilhaman). Dapat mendatangkan ilham terhadap satu angan-angan dalam rangka upaya membina semangat dan jiwa kepahlawanan.
d)   Kegunaan bersifat rekreatif (perasaan senang). Seolah-olah dapat membawa pikiran kearah per­jalanan yang jauh dan menyenangkan, pada zaman lampau dan memberi warna yang berbeda.

6.  Kelaziman, bentuk monumen ini dapat terdiri dari:

a)  Papan bertulis, baik berupa inskripsi ataupun pia­gam.
b)  Berbentuk pepohonan (pohon beringin, lamtoro gung, cemara, nyiur, dsb)
c)  Berbentuk suatunlapangan atau areal tertentu, apakah dilaut, didarat* dihutan, dipulau, digunung atau di perbukitan.
d) Berbentuk satu bangunan (rumah, gedung, ben­teng, jembatan, menara).
e)  Berbentuk wahana/kendaraan (lokomotif, gerbong, kapal laut, pesawat terbang delman, dsb.).
f)   Bisa juga berbentuk tugu, batu tetenger, patung, relief, dsb.
g)  Lain-lain bentul yang mempunyai daya tahan lama dan tidak mudah rusak/punah oleh pengaruh mau­pun gangguan alam.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur:
 Buku Kenang-kenangan, sekitar Kisah Pertempuran  Sehari di Palagan Ngadirejo sektor pertempuran Blitar Utara (15 April 1949). Surabaya, 1992. hlm. 14-16

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Blitar, Sejarah, Th. 1992 dan tag , , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar