Prol Tape, Jember


oleh: H. DEDDY RAHMANTO & IMAM SUSANTO

Berkunjung ke Jember belum lengkap kalau tak membawa oleh-oleh khas daerah ini, salah satunya adalah prol tape. Makanan khas satu ini dipilih karena rasanya yang enak dan gurih. Apalagi aneka bentuk prol tape ini sungguh menggoda, tinggal pilih mau yang bertabur coklat, kenari atau keju. Harganya pun terjangkau oleh kantong.

SALAH satu pembuat sekaligus perintis prol tape adalah Ny Hj A Cholis Asyik S, 73 tahun. Ia memulai memproduksi makanan olahan dari tape singkong sejak 1982, di rumahnya Jl. Trunojoyo XI/9 Jember. Di rumah ini juga sebagai tempat produksi dan sekaligus showroom Primadona. “Pembuatan prol tape sebetulnya memanfaatkan potensi Jember yang banyak menghasilkan tape. Dari bahan tape ini kemudian kita kembangkan tak hanya prol tape saja, tapi ada brownis tape, dodol tape dan sebagainya. Tape melimpah karena singkong di Jember cukup banyak sehingga perlu dikembangkan.

Bahkan, selain membuat makanan khas berbahan tape singkong, Primadona juga membuat dodol waluh dan dodol sirsat,” kata Rendra Wirawan, anak Hj. A. Cholis Asyik. Sesuai namanya, prol tape ini berbahan utama tape singkong. Pembuatannya pun cukup sederhana hanya mencampur tape singkong dengan adonan seperti telur, gula dan tepung. Adonan kemudian diaduk hingga merata lalu dituangkan dalam cetakan, selanjutnya cetakan dimasukkan dalam oven selama 20 menit.

Prol tape pun siap dihidangkan. Untuk satu adonan dibutuhkan sekitar 30 kilogram tape yang bisa dibentuk menjadi sekitar 65 prol tape. Setiap hari Toko Primadona, Jember, bisa menghabiskan sekitar 1 kuintal tape. Rendra Wirawan, 34, adalah putra ketujuh dari 9 bersaudara. Ia, kini dipercaya menerima tongkat estafet untuk meneruskan usaha makanan khas Jember yang dirintis Ny. Hj. A. Cholis Asyik. “Tahapan yang kami tempuh memang cukup melelahkan juga, karena dirintis dari bawah”.

Awal-awalnya ibu membuat makanan khas suwar-suwir, kemudian merambah pada pembuatan dodol sirsat, jenang ketan, dodol waluh, dodol tape dan lain-lain. Khusus prol tape dan brownis tape baru muncul pada era 2005. Ya, Alhamdulillah dengan bantuan Disperindag yang sering memberikan pelatihan-pelatihan sehingga kita paham terkait masalah manajemen, kewirausahaan dan lain-lain,” tutur Rendra yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Jember periode 2004-2009.

Untuk pengembangan UKM, menurut Rendra, Disperindag memang sering melakukan koordinasi. Misal, salah satunya memberi peluang-peluang bisnis seperti mengikut sertakan Pameran, mengadakan Pelatihan-pelatihan terkait dengan UKM. Itu sebabnya ia berterimakasih kepada Disperindag karena mereka sudah cukup banyak membina termasuk memberi referensi dalam permodalan dari provinsi. “Disperindag dengan terobosannya juga memberi bantuan alat untuk penggorengan. Kita berharap bantuan kepada UKM ini bisa berlanjut terutama dari dana bergulir”.

“Terus terang kita belum mendapat bantuan modal tersebut, mudah-mudahan dengan bantuan majalah Sarekda ini bisa nyambung ke pemprov untuk memperoleh dagulir,” harap Rendra yang juga menjadi sekretaris Koni Kabupaten Jember ini. Bisa jadi pencetus makanan khas prol tape di Jember adalah Hj. S. Cholis Asyik. “Nah, dari prol tape yang dibuat ibu akhirnya kami kembangkan hingga menjadi dikenal banyak orang. Dulu, kalau ibu membuat prol tape tidak dikemas, sementara saya yang punya ilmu cara mengemas.

Agar lebih menarik maka prol tape itu akhirnya kita kemas sehingga diminati banyak orang. Jadi, bisa dibilang prol tape ini berawal dari produk Primadona. Kemudian yang mengembangkan dan menjualnya adalah saudara-saudara. Kebetulan kami lihat ada saudara-saudara yang masih menganggur lantas kami beri kesempatan menjual prol tape. Alhamdulillah juga, outlet Primadona ini 80 persen menjual produk UKM disamping kami juga memproduksinya,” jelas Rendra yang juga mengajar manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Mandala Jember.

Hampir semua orang tahu bahwa suwar-suwir, prol tape atau brownis tape dan lain-lain adalah makanan khas dari Jember. Cuma Rendra berharap kepada pemerintah kabupaten atau provinsi, segera mematenkan produk lokal sebagai makanan khas dari Kabupaten Jember ini, yang tujuannya supaya tidak diambil atau diakui oleh daerah lain. “Kami mohon dan berharap kepada pemerintah kabupaten maupun provinsi, pemberian hak paten untuk UKM seperti kita ini, biayanya lebih murah dan dipermudah. Sebab, ini adalah program pemerintah untuk membinanya.

Nasib kami tak ingin seperti Madiun. Misal, brem sekarang ada kesan  bukan lagi dari Madiun tapi sudah dikomplain daerah lain, Boyolali. Sebab, yang mematenkan lebih awal adalah Boyolali. Nah, sekarang persoalannya kalau Madiun mau memperkesan bukan lagi dari Madiun tapi sudah dikomplain daerah lain, Boyolali. Sebab, yang mematenkan lebih awal adalah Boyolali.  Nah, sekarang persoalannya kalau Madiun mau memperbanyak harus izin kepada pemerintah Boyolali.

Sekali lagi, harapan kami kepada pemerintah kabupaten dan provinsi supaya bisa memberikan kebijaksanaan dan mematenkannya kalau suwar-suwir atau prol tape dan brownis tape itu khas Jember. Sedang tape, bisa Jember atau Bondowoso yang tentunya tergantung merek. Kalau daerah lain mau memakai nama kita ya harus bayar royalti dulu. Kalau khusus orang Jember atau Jawa Timur, ya tidak bayar,” harap Rendra yang mengaku selama ini ini tak kesulitan memperoleh bahan baku tape.

Pemasaran produk, lanjutnya, yang bisa dikirim ke luar Jawa baru suwar-suwir. “Sebab, suwar-suwir bisa tahan lama, bisa satu tahun lebih. Beda dengan prol tape, cuma bisa bertahan hanya satu minggu. Itu sebabnya ke depan kami sangat membutuhkan yang namanya peralatan teknologi tepat guna untuk lebih mengembangkan pasar. Dari tradisional ke peralatan moderen. Pemasaran suwar-suwir sudah sampai di Bali, Kalimantan bahkan kami juga sering diikutkan dalam pameran di Singapura dan Belanda,” kata Rendra yang mempunyai tenaga kerja sekitar 29 karyawan•

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: SAREKDA Jawa Timur, edisi: 010, 2010

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Jember, Wisata, Wisata Kuliner dan tag , , , , . Tandai permalink.

3 Balasan ke Prol Tape, Jember

  1. wheny berkata:

    Boleh gk kiranya melakukan penelitian di industri yang anda rilis ini untuk menyusun skripsi terkait dengan perkuliahan eksak(matematika),,

  2. Danis berkata:

    bolehkah saya meniliti usaha prol tape ini, untuk bahan tugas akhir saya, karena saya ingin mengetahui strategi pemasaran yang digunakan, terimakasih 🙂

Tinggalkan komentar