Biola untuk Pencipta Hymne Guru


Lantunan Hymne Guru terdengar nyaring di SD Pembangunan Jaya 2 Gedangan kemarin (26/11). Puluhan murid menyanyikannya bersama-sama untuk memperingati Hari Guru; 25 November lalu. Nyanyian  dan peringatan kali ini terasa berbeda. Sebab, mereka bernyanyi di depan pen cipta lagu Hymne Guru itu, Sartono.

“Terima kasih;’ ujar Sartono singkat sambil tersenyum setelah para siswa menyanyi. Mantan guru musik yang sudah berusia 75 tahun tersebut didatangkan untuk memberikan wawasan’ kepada siswa. Sosok Sartono mirip figur dalam lagu yang dia ciptakan. Yaitu, tanpa tanda jasa. Hymne Guru dinyanyikari di mana-mana, bahkan setiap Senin saat upacara sekolah. Namun, jarang ada yang tahu siapa sosok penciptanya dan . bagaimana kondisinya saat ini. Sartono barn dikenal orang dan diberi penghargaan atas lagulagunya kurang lebih 30 tabun setelah lagu terse but tercipta.

“Dulu .tidak ada yang mengundang seperti ini. Tiap tahun Pak Sartono hanya menerima royalti Rp 170 rihu sampai Rp 180 ribu saja;’ ungkap Tiwi, adik ipar Sartono yang mengantar. Saat ini secara. fisik Sartono memang masih kuat. Namun, jika diajak berbicara, jawabannya kerap berbeda dari pertanyaan. “Karena itu, saya selalu mengantar beliau ke mana-mana. Jadi, jika ada pertanyaan, saya yang menjawab agar lebih terarah,” tambahnya.

Tiwi serta seluruh keluarga Sartono bahagia atas pengakuan dan penghargaan yang diberikan masyarakat saat ini. Mesh terbilang telat, keluarga tetap mensyukuri. Artinya, jerih payab Sartono selarna ini diakui. Namun, ada sedikit yang dia sayangkan. Yaitu, pada 2007, PGRl Pusat meminta bait terakhir lagu Hymne Guru diganti dengan kata insan cendekia. Jika Sartono tidak mau, lagunya tidak akan dipakai lagi. Karena itulah, akhirnya Sartono mau menandatangani surat persetujuannya.

“Seharusnya, kalau mau membuat lagu insan cendekia, ya membuat lagi, bukan mengubah yang sudah ada karena penciptaan lagu tersebut memiliki sejarah,” ungkap Tiwi. Hymne Guru diciptakan karena terinspirasi kondisi guru saat itu yang kurang diperhatikan. Jauh berbeda dengan kondisi saat ini.

Humas SD Pembangunan Jaya Yuli Indrasari mengungkapkan, kegiatan tersebut dilaksanakan untukmengenang jasa-jasa guru. Termasuk memperkenalkan kepada siswa siapa sebenarnya yang menciptakan Hymne Guru. Dalam acara itu, Sartono mendapatkan kenang-kenangan berupa biola dan teacher award. (sha/c3/roz)

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur:Jawa Pas, Minggu 27 November 2011, hlm. 41

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Kesenian, Seni Budaya dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar