Cahyono, Kabupaten Banyuwangi


cahyono26 Desember 1951, Cahyono lahir di Banyuwangi, Jawa Timur.

Tahun 1971, berperan di film Lantai Berdarah; Reo Manusia Srigala; Pulau Cinta; Raja Copet serta Gara-Gara Janda Kaya .

Tahun 1972, pada usia 21 tahun hijrah ke Jakarta. Di sini saya bergabung dengan group komedi Jawa Timur. Dua tahun kemudian saya bertemu dengan Jojon yang saat itu aktif di group kesenian Jawa Barat.

Dari hasil bincang-bincang, kami bersepakat membentuk group lawak dengan nama Jayakarta Group. Bersama dengan Uuk, almarhum Joni Gudel, dan Jojon, kami manggung untuk pertama kalinya di Jakarta Fair..

Tahun 1978, berperan di film Gudang Uang ; Remaja Pulang Pagi; Saritem Penjual Jamu dan  Dukun Kota.

Tahun 1980-1990-an merupakan masa jaya Jayakarta Grup. Tawaran manggung ke luar daerah terus mengalir.

Tahun 1981, berperan di film Apa Ini Apa Itu serta film Okey Boss.

Tahun 1983, berperan di film Barang Antik.

1 Syawal 1412 H/1992 M (1992), seusai melaksanakan shalat Idul Fitri, saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat, di bimbing K.H. Rahatib dan disaksikan ribuan umat Islam yang baru saja melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Agung Banyuwangi, Jawa Timur.

Cahyono resmi memeluk Islam pada Idul Fitri , Jojon yang lulusan Ponpes Wanaraja, teman paling berpengaruh membimbing ke arah Islam. ada salah seorang lagi Dialah Haji Roma Irama.

Tentu saja orang tua saya sangat senang menyambut keislaman saya. Seolah olah beliau telah menemukan kembali anaknya yang hilang.Dua bulan setelah masuk Islam, secara “tidak sengaja” saya menunaikan ibadah haji. Ceritanya, pada waktu itu saya mengantarkan orang tua mendaftar di sebuah biro penyelenggara haji ONH Plus. Oleh pimpinan biro haji tersebut saya ditawari pergi haji gratis. Wah, tidak dapat saya ungkapkan rasa syukur saya waktu itu. Baru dua bulan masuk Islam sudah menerima karunia yang tidak terhingga, untuk melaksanakan sunnah Nabi Ibrahim a.s. Sepulang dari haji, saya merasa dilahirkan kembali. Keimanan saya semakin bertambah. Sejak itu, saya menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Assidiqiyah, Kedoya, Jakarta Selatan. Nama katolik Paulus Tjahyono berganti dengan H.M. Tjahyono demikian resmilah saya menjadi Muslim.

Sayang Sang istri menampik memeluk agama Islam, Maka berakhirnya pernikahan yang dibina selama sekitar 20 tahun. ”Aku cinta istri dan anak-anak, tapi lebih cinta Allah.” Setelah mengucap kalimat tersebut, Cahyono bergegas meninggalkan rumah dan seluruh isinya.  Cahyono memutuskan tinggal di pondok pesantren untuk memperdalam Islam. Beberapa saat kemudian, dia melaksanakan ibadah haji.

Dua tahun dia menduda. bertemu wanita yang menjadi murid sebuah pesantren. Cahyono terpaut hatinya. Beberapa hari kemudian dia melamar dan diterima baik oleh orang tua si wanita. Kini pasangan ini telah dikaruniai dua putra.

Kini selain artis, profesi yang paling banyak mendapat tawaran kerja di bulan Ramadhan adalah pemberi dakwah. Tentunya, suatu keberuntungan bagi Cahyono, Dan diakuinya ia sudah banyak mengisi safari Ramadhan, mulai dari Jakarta sampai Kalimantan hanya untuk berdakwah.

“Buat saya dakwah itu entertain juga, bagaimana bikin orang gembira, seneng. Terjun dakwah sudah lumayan lama, dari 1995. Dakwah sudah ke seluruh Indonesia, sampai Kuala Lumpur dan Singapura,” ungkapnya saat ditemui usai mengisi ceramah di acara buka bersama Popcorn Management bareng 100 anak yatim di MU Cafe, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (11/8).

Latar belakangnya sebagai artis menjadikan Cahyono kerap diminta hadir mengisi acara agama di berbagai tempat. Ini merupakan berkah tersendiri karena memaparkan kebenaran agama kepada umat.=S1Wh0T0=

Sumber: http://islam-ku.blogspot.com/2005/10/cahyono-mengapa-aku-pilih-islam.html

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Banyuwangi, Seniman, Th. 2012 dan tag , , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar