Identifikasi Sub-Etnik Surabaya


Mengidentifikasi dan menentukan kejatian orang Jawa “Suroboyan” memang cukup susah. Di samping kerumitan pada wilayah kehidupan sub-etnik tersebut, juga persoalan keaslian orang-orang yang ada sekarang, terutama yang hidup di wilayah administratif kota Surabaya. Walaupun demikian , keberadaan orang Jawa “Suroboyoan” cukup kentara. Orang Jawa Timur bagian barat seperti yang berada di wilayah Nganjuk, Madiun, dan sekitarnya menyebut orang Jawa “Suroboyoan” sebagai wong brang wetanan ‘orang seberang timur’.

Sub-etnik Surabaya memiliki identitas yang menonjol berupa bahasa dan seni. Bahasa Jawa dialek Surabaya yang dicitrakan dengan kata arek  ‘anak’ dan ungkapan jw apa ‘bagaimana’ dapat memberikan ciri pembeda yang kuat dengan sub-etnik sub-etnik Jawa yang lain di Jawa Timur. Demikian pula ada kesenian ludruk yang dimiliki oleh orang Jawa “Suroboyoan”, juga memberi warna yang berbeda dengan sub-etnik ataupun etnik yang lain. Di samping kedua identitas tersebut orang Jawa “Suroboyoan” juga memiliki tradisi yang turut memberi warna sub-etnikya. Misalnya, tradisi lara pangkon dalam upaya pengantinan adat orang Jawa “Suroboyoan”. Namun demikian tradisi itu sudah banyak bergeser seiring dengan perkembangan masyarakatnya.

Sebagai sub-etnik, orang Jawa “Suroboyoan”, di samping memiliki identitas, tentu juga memiliki wilayah keberadaan dan Juga kejatian dirinya. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menguji identitas sub-etnik Surabaya, tetapi lebih pada upaya untuk mengurai wilayah keberadaan dan kejatian sub-etnik Surabaya. Uraian mengenai kejatian ini akan lebih difokuskan pada persoalan pandangan hidup dan etos kerjanya.

Begitulah sekelumit gambaran tentang keberadaan dan kejatian sub-etnik Surabaya. Kondisi wilayah keberadaan sub-etnik Surabayayang begitu cepat mengalami perubahan dan juga kejatian sub-etnik tersebut yang berimplikasi adanya perubahan harus berinteraksi dengan perubahan dari luar. Bersama dua bentuk perubahan itu, menjadikan sub-etnik Surabaya sangat rumit untuk diamati. Sebagaimana proses segregasi sub-sub- etnik Surabaya di tengah kota Surabaya yang berlangsung begitu cepat, menjadi potret pergumulan antara sikap dan perilaku aktif serta reaktif sub-etnik Surabaya yang berimplikasi terbuka terhadap perubahan dengan perubahan.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur:  Sugeng Adipitoyo. ORANG JAWA SUB-ETNIK  SURABAYA dalam Pemetaan Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur: Sebuah Upaya Pencarian Nilai-nilai Positif. Jember : Biro Mental Spiritual Pemerintah Provinsi JawaTimur bekerjasama dengan Kompyawisda Jatim, 2008, hlm. 111-112

,  dalam , hlm.

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Seni Budaya, Surabaya, Th. 2008 dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar