Dari Karyawan Menjadi Juragan.
Jiwa pengusaha tidak kenal tempat dan waktu. Semangat berusaha tanpa putus asa harus dinomorsatukan agar meraih sukses seperti yang dilakoni Musakkar warga Desa Pecanggaan, Kec. Torjun, Sampang pemilik UD Gajah Tunggal Jaya produses peralat-an dapur. Usaha pembuatan alat-alat dapur seperti dandang, langseng dan open yang dikerjakan Musakkar dengan dibantu dua karyawannya berkembang cepat. Awalnya hanya memproduksi sekitar 30 dandang/hari dan cara penjualannya pun sangat manual dengan cara menawarkan door to door ke rumah.
Modalnya saat awal meirintis usaha pada tahun 2000-an hanya sebesar Rp 50 juta dan dibantu 2 orang kayawan. Tetapi berkat keuletan dan semangat kerjanya yang tinggi, mantan karyawan home industry ini berhasil meningatkan produksinya sebanyak 4000 unit setiap bulan.
Hal itu menunjukkan, kualitas produknya tergolong bagus disukai konsumen, sehingga meningkatkan jumlah permintaan. Selain itu, saat ini, pihaknya juga berhasil memperluas jaringan pemasarannya. Kawasan Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) sudah dipenuhi produk bermerk Gajah Tunggal Jaya begitu pula dengan Surabaya dan kota besar lainnya di Jatim. “Alhamdulillah jumlah permintaan terus bertambah,” ujar Musakkar.
Dia bercerita, meski hanya mengenyam pendidikan setingkat SMA, dirinya optimistis bisa menjadi besar berkat semangat kerja tinggi pantang putus asa. Teknik pembuatan dandang, open dan lainnya dipelajari secara otodidak, begitu pula cara penjualannya harus dilakukan sendiri, setiap ada pesanan langsung barang diantarkan sendiri ke alamat rumah sehingga semua konsumen merasa mendapat pelayanan yang bagus. “Kita harus jemput bola, aktif menawarkan ke pembeli agar tahu secara langsung apa yang dikehendaki konsumen, “tuturnya
Dari disain dandang yang dibuatnya memiliki ukuran bervariasi mulai ukuran 1/5 kg, 1 kg, 2 kg hingga yang paling besar 30 kg. Setelah diteliti dari hasil penjualan ternyata dandang berukran 10 Kg ke bawah yang paling diminati. Ini berarti, setiap memproduksi barang harus mengutamakan ukuran yang laris dijual sementara lainnya tetap diproduksi dalam jumlah terbatas.
Angka produksinya semakin meningkat memaksa dirinya menambah karyawan menjadi 45 orang. Seluruh pekerjanya berasal dari Desa Pecanggaan, sehingga kehadiran usaha home industry ini turut membantu menurunkan angka pengangguran dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Dijelaskan, sebagai orang desa, para pekerja itu harus diberi teori singkat cara pembuatan barang-barang kebutuhan dapur ini dan selanjutnya langsung dipraktikkan. Berkat ketrampilannya, setiap karyawan bisa mengerjakan lebih cepat, lebih bagus dan tentunya penghasilannya lebih besar.
Sistem penggajiannya dihitung berdasarkan borongan yang dihitung dari jumlah lembar plat aluminium yang digarap. Artinya semakin banyak plat aluminium yang digarap maka semakin besar pendapatannya. Dengan demikian, dalam perhitungannya, pendapatan karyawannya setiap minggu bisa mencapai Rp 800 ribu/bulan.
“Jika dikalikan selama 4 minggu, setiap karyawan bisa membawah pulang sekitar Rp 3,2 juta,” ujar Musakkar. Itu juga diikuti dengan bahan baku aluminium yang harus bertambah. Setiap bulannya, dibutuhkan sekitar 3 ton aluminum yang dibeli di Surabaya, agar semua permintaan pelanggan bisa terpenuhi, apalagi jika musim panen tembakau dan Bulan Maulud jumlah produksinya meningkat berkali lipat.
Menurut Musakkar, sisa alumunium yang tidak terpakai disimpan karena memiliki nilai tinggi yaitu sebesar Rp 20 ribu/Kg. Dalam satu bulan, pemilik tiga stand di Pasar Sampang ini dapat menjual 150 sampai 200 Kg sisa alumunium. “Semua sisa plat aluminium ini tidak ada yang terbuang sia-sia, karena dapat mendatangkan rupiah untuk menambah modal,” katanya. Apalagi saat ini, pihaknya selalu berharap agar pemerintah aktif membina kelompok usaha kecil ini dengan mengadakan pelatihan, membuka peluang pasar. “Tetapi yang lebih penting perlu ada kucuran dana,” harapnya, (nf, ratu ibu)
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: SUARA DESA, Edisi 07, 15 Agustus -15 September 2012, hlm. 51