2 November 1947, Kanjeng Raden Ayu Soemarini Soerjosoemarno lahir di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Selanjutnya lebih dikenal dikenal sebagai Marini Burhan Abdullah. anak ke-dua dari pasangan Soetarjo Soerjosoemarno (Mayjen TNI/Alm.), keluarga kesultanan Keraton Mangkunegaran Solo, dan Dolly Zegerius keturunan Belanda dan Yahudi. Dinikahi tahun 1943 sewaktu Soetarjo studi di Technische Universiteit Delft, Nederland.
Tahun 1960-an, Marini telah merekam puluhan album, baik yang direkam di Indonesia maupun di luar negeri yang direkam di Polydor, Philips, EMI di Singapura, Tokyo, dan Kuala Lumpur.
Tahun 1970-an, Marini dan Sandra Sanger merupakan penyanyi andalan The Steps, mereka lebih dari 8 tahun melanglang kota-kota besar Asia, Singapura, Kuala Lumpur, Tokyo dan Hongkong.
Tahun 1975-an, Marini sebagai pemeran wanita yang terkenal pada film-film pernah terpilih sebagai The Best Actress (Pemeran Wanita Terbaik) pada Festival Fim Asia (FFA Awards) di Seoul, Korea. Sampai saat ini Marini masih sering tampil menyanyi bersama Band The Steps.
Tahun 1975, Marini berperan dalam film “Cinta” – arahan Wim Umboh.
Tahun 1976, Marini memperoleh Twin Lion Award di Pusan, Korea Selatan, lewat film arahan sutradara Wim Umboh, Cinta (1975).
1976, Marini berperan dalam film “Sesuatu Yang Indah” – arahan Wim Umboh; dalam film “Sentuhan Cinta – arahan Bobby Sandy dan dalam film “Kenangan Desember” – arahan Ami Prijono
1977, di tahun ini Marini banyak sekali berperan dintaranya dalam film “Layu Sebelum
Bekembang” – arahan Sofyan Sharna, dalam film “Istriku Sayang Istriku Malang- arahan Wahab Abdi; dalam film “Sejuta Duka Ibu” – arahan Motinggo Busye; dalam film “Jangan Menangis Mama” – arahan Sofia WD, dalam film “Terminal Cinta – arahan Abrar Siregar serta dalam film “Marina” (1977) – arahan Nico Pelamonia.
Marini pernah beberapa kali menikah antara lain dengan Tinton Soeprapto (cerai), dan selanjutnya dengan Idris Sardi (cerai). Dari perkawinannya terdahulu Marini memperoleh seorang putra Putera Parama Pandu Suwastomo.
Tahun 1979, Marini berperan dalam film “Wanita Segala Zaman” – arahan Hasmanan; dalam film “Kemana Hati Kan Ku Bawa” arahan Yusaini Amir, serta dalam film “Anna Maria” – arahan Hasmanan.Dari perkawinannya Didi Abdulkadir Hadju (cerai), memperoleh seorang putra dan seorang putri yaitu, Shelomita Sulistiany (lahir 26 November 1974) dan Reuben Elishama (lahir 18 September 1978).
Setelah menikah dengan Burhan Abdullah, namanya dikenal sebagi Marini Burhan Abdullah. Mereka berdua sekarang lebih banyak menyalurkan kegiatannya di bidang pendidikan dan sosial, diantaranya Sekolah Taman kanak-Kanak bagi anak-anak yg orang tuanya tidak mampu dan TPA & Panti Asuhan. Marini bersama beberapa artis pemeran dan penyanyi senior membentuk organisasi Solidaritas Artis Indonesia (STARINA). Organisasi STARINA merupakan wadah kegiatan sosial bagi Artis pemeran dan penyanyi Indonesia yang telah memasuki lansia.
Tahun 1980, Marini berperan dalam film “Sirkuit Kemelut” – arahan Lukman Hakim Nain.
Tahun 1981, Marini berperan dalam film “Nila Di Gaun Putih” – arahan Sandy Suwardi Hassan.
Tahun 1987, Marini berperan dalam film “Akibat Kanker Payudara” – arahan Frank Rorimpandey.
Tahun 2004, Marini telah ikut aktif dibidang politik sebagai fungsionaris dan Caleg Partai Patriot Pancasila (sekarang Partai Patriot). Marini juga disamping aktif sebagai Srikandi Pemuda Pancasila, kini bersama beberapa teman-teman, mendirikan Japto Soerjosoemarno Center (JSC), sebagai lembaga kajian Kebangkitan Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan UUD 1945, Pancasila dan NKRI.
Tahun 2007, Marini berperan dalam film “Ayat-Ayat Cinta” – arahan Hanung Bramantyo.
2010, Marini berperan dalam film “Satu Jam Saja”.
Marini berperan dalam beberapa Sinetron ; Dia Anakku, Cinta Melody dan Keburu Jodoh
Agustus 2008, Marini & The Steps melakukan Konser di Sultan Hotel (dahulu Hilton Hotel) Jakarta. Marini masih aktif tampil sebagai pemeran film sinetron terutama yang bertemakan religi dilayar kaca, dan tampil lagi dilayar lebar pada film Ayat-Ayat Cinta yang mencapai rekor jumlah sementara tertinggi di Indonesia, ditonton lebih dari 3,9 juta penonton.
Tahun 2008, Marini memperoleh Penghargaan Bintang Seniman dari Presiden Persatuan Seniman Malaysia, Kuala Lumpur. =S1Wh0T0=