Timur Pradopo, Kabupaten Jombang


Timur Pradopo10 Januari 1956, Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo lahir di Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Terlahir dari pasangan Sigit Saiundan Sriyati, anak pertama dari tujuh bersaudara.

Tahun 1968, menyelesaikan pendidikan di SDN Gempol Legundi I, Jombang.

Tahun 1971, lulus ke SMP Katolik di Kertosono

Tahun 1974,  menyelesaikan SMA Negeri Kertosono.

Tahun 1978, Timur lulus Akademi Kepolisian.

Tahun 1989, Timur lulus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Tahun 1996, Timur menempuh pendidikan khusus di Kejuruan: PA Lantas serta Sekolah Staf dan Pimpinan Polisi (Sespimpol).

Tahun 2001, Timur Sekolah Staf Administrasi Tingkat Tinggi (Sespati Polri).

Sebelum menjabat sebagai Kapolri, Timur mengawali karirnya sebagai Perwira Samapta Poltabes Semarang; Perwira Operasi Satuan Lalu Lintas Semarang; Kepala Seksi Ops Poltabes Semarang; Kapolsekta Semarang Timur; Kabag Lantas Polwil Kedu; Kasubag Ops Dit Lantas Polda Metro Jaya; Kasat Lantas Restro Jakarta Pusat; Kapolsek Metro Sawah Besar; Waka Polres Tangerang serta Kabag Jianma Dit Lantas Polda Metro Jaya

Tahun 1997-1999, Timur menduduki posisi sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.

Tahun 1999-2000, Timur menduduki posisi Kapolres Metro Jakarta Pusat.

Tahun 2000-2001, karir  Timur berlanjut dengan menjabat Kapuskodal Ops Polda Jawa Barat.

Tahun 2001-2002, Kepala Polwiltabes Bandung.

Tahun 2002-2004, Diangkat menjadi Kakortarsis Dediklat Akpol.

Tahun 2004-2005, Irwasda Polda Bali.

Tahun 2005-2008, menjabat Kapolda Banten.

Tahun 2008, mengambil posisi Kaselapa Lemdiklat Polri, dan Staf Ahli Bidang Sosial Politik Kapolri.

Tahun 2008-2010, kembali menduduki posisi Kapolda Jawa Barat.

22 Juni 2010 – 4 Oktober 2010, Kapolda Metro Jaya, hanya tiga bulan lebih menjabat Kapolda Metro Jaya, penerima penghargaan Satya Lencana 16 Tahun, diangkat menjabat Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam)

4 Oktober 2010, Presiden  Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan namanya sebagai calon Kapolri. Dalam sidang Paripurna DPR tanggal 19 Oktober 2010, Timur disahkan sebagai Kapolri.

14 Oktober 2010, Timur menjalani uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Komisi III DPR. dinyatakan lulus dan hasil uji ini disahkan dalam sidang Paripurna

19 Oktober 2010, Timur resmi menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia.

22 Oktober 2010 Timur dilantik menjadi Kapolri pada hari Jumat, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta.

Namun Timur Pradopo dalam perjalanan karirnya, diwarnai beberapa kontroversi, seorang antara lain:

Mengusulkan relokasi warga Syiah di Dusun Nangkrenang, Omben, Madura, Jawa Timur, pasca bentrok warga Sunni-Syiah, Minggu (26/8/2012). Usulan ini disampaikan di rapat kerja (raker) dengan Komisi III DPR RI, Senin (3/9/2012). Melanggar Pasal 28E ayat (1) dan Pasal 28I ayat (4) UUD 1945.

Membiarkan Bareskrim Polri berseteru dengan KPK dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat Driving Simulator untuk ujian SIM di Korlantas Mabes Polri tahun 2011 senilai Rp.196,87 miliar. Melanggar Pasal 50 UU No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pernah membuat pernyataan yang membenarkan tindakan Polri menerima dana segar 14 juta Dollar AS dari PT Freeport Indonesia.

Kasus dugaan korupsi “Rekening Gendut” para jenderal polisi tak jelas penanganannya hingga saat ini.

Reformasi Polri yang dijabarkan dalam Grand Strategi 2005-2025 jalan di tempat.

Waktu menjabat Kapolda Metro Jaya, pernah bekerja sama dengan Front Pembela Islam (FPI) dalam “menjaga ketertiban Jakarta”.

Saat Tragedi Trisakti 1998, Timur Pradopo menjabat Kapolresta Jakarta Barat. Dia dipanggil Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP HAM) tapi tidak memenuhi panggilan itu.

Timur Pradopo pernah bekerjasama dengan Front Pembela Islam (FPI) untuk menjaga ketertiban Jakarta.=S1Wh0T0=

Nukilan dari berbagai sumber.

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Jombang, Pejabat Negara, Th. 2010, Tokoh dan tag , , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar