Nahkoda Jembatan Suramadu


Ir AG Ismail MSc., Nahkoda Jembatan Suramadu.
“Tujuan kami jelas, membangun Jembatan Suramadu dengan sukses, bermanfaat bagi masyarakat luas dan dapat menjadi kebanggaan bangsa.”
Itulah kalimat yang terpampang di beberapa ruangan komplek kantor proyek pembangunan Jembatan Nasional Suramadu di Jl Tambak Wedi 1 Surabaya. Di bawah kalimat tertanggal 29 September 2004 itu terpampang tanda tangan Pimpinan Proyek Induk, Ir AG Ismail MSc. Kalimat itu untuk menyamakan visi-misi pada semua pelaksana proyek dan siapa pun yang terlibat.

Bagi masyarakat yang mengetahui sejarah perkembangan pembangunan Jembatan Suramadu, nama AG Ismail tentu tidak asing. Sebelum terbentuknya instansi.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Surabaya, Ismail menjabat sebagai Pimpro Induk Jembatan Suramadu. la tahu persis perkembangan pembangunan jembatan itu dari awal.

Saat itu Menteri Pekerjaan Umum —awal tahun2007— membentuk instansi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di beberapa propinsi. Lembaga itu kepanjangan tangan pemerintah pusat dalam melakukan pengembangan jalan dan jembatan nasional di daerah. Ismail mendapat tugas baru sebagai Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I di Medan. Karena itu ia meninggalkan jabatannya sebagai nakoda proyek Jembatan Suramadu.

Jabatan sebagai kepala balai besar di Medan ia emban hingga pertengahan tahun 2008. Tanggal 14 Juli 2008 ia kembali mengawal pelaksanaan pembangunan Suramadu hingga selesai, “Apapun bidang pekerjaan kita, yang penting kita harus ikhlas,” tuturnya.

Proyek pembangunan Jembatan Nasional Suramadu merupakan proyek yang besar dan kompleks dengan segala permasalahan yang menyertainya. Untuk mengatasinya, selain dibantu tim konsultan, juga tim pakar yang mengevaluasi masalah teknis khusus dan memberikan jalan keluarnya agar pembangunan terlaksana dengan lancar, aman, dan efisien.

Ismail berharap, jembatan ini selesai pertengahan tahun 2009 agar lancarnya transportasi mampu meningkatkan kegiatan ekonomi yang selanjutnya meningkatkan pertumbuhan dan pendapatan masyarakat dan negara. Dampak berikutnya, daerah-daerah di Madura seperti Bangkalan, Sumenep, Sampang, dan Pamekasan akan lebih maju dan lebih berkembang baik dari aspek ekonomi, bidaya dan sosialnya.(Rijal)

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur:

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Bangkalan, Madura, Surabaya, Tokoh dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Nahkoda Jembatan Suramadu

  1. sayang sekali ya gan ,, kuirang terawat jembatan nya
    semoga pemerintah setempat nya lebih memperhatikan nya ya

Tinggalkan komentar