Poh sarang obyek wisata paskah


Sekitar Hari Raya Paskah, 9 April ini, banyak tempat-tempat ziarah bagiumat Kristiani dipenuhi pengunjung. Salah satu di antaranya adalah Gereja PohSarang di Kediri. Tempat ibadat ini setelah diresmikan menjadi tempatwisata rohani, makin ramai didatangi peziarah. Gereja di Kecamatan Semen, 10 km sebelah barat Kota Kediri, ini memiliki bangunan yang unik. Lokasinya di lereng

Gunung Wilis, tak pelak kontur tanahnya pun tak rata/datar. Keunikan yang menjadi daya tank gereja yang dibangun sejak tahun 1936 ini terletak pada arsitekturnya yang bergaya candi zaman Majapahit. Kontur tanah yang tak rata memperkuat nilai keunikan bangunannya.

Kompleks Gereja Poh Sarang terdiri atas bangunan inti (gereja), ruang serba guna, gua Maria Lourdes, area pemakaman (pieta moselium) , dan tempat Jalan Salib. Atap gereja yang merupakan bangunan inti berbentuk kubah/gunungan (cupola). Atap gunungan tersebut dibentuk dari empat lengkungan kayu yang ujung simpangnya merupakan pengunci. Lengkungan-Iengkungannya menyangga jaringan kawat baja tempat genteng terpasang.

“Konstruksi bangunan dirancang seperti ini, karena selain menjadi unik juga berfungsi aerodinamis untuk menjinakkan angin, sehingga tenang dan akan membuat bangunan lebih tahan lama.” kata Lasijo, koordinator pengurus Gereja Poh Sarang.

Gagasan membuat bangunan unik ini bermula dari Pastor H. Wolters CM yang ingin mendirikan gereja stasi untuk umat di Poh Sarang. Pasalnya, gereja paroki (induk) jauh letaknya. Pastor dari Belanda itu pernah melihat museum Trowulan

yang unik dan bergaya seperti candi. Maka timbulah niatnya untuk mendirikan gereja seperti itu di Poh Sarang. Pastur Wolters kemudian menarik Ir Henrikus Maclaine Pont, seorang arsitek handal, untuk mewujudkan niatnya itu. Henrikus pula yang merancang bangunan inti museum Trowulan.

Bangunan atap gereja tersebut melambangkan Gunung Ararat, gunung tempat perahu Nabi Nuh terdampar setelah peristiwa air bah. Ini melambangkan umat yang diselamatkan oleh Tuhan. Pada setiap tembok gereja maupun pagar tembok yang mengelilingi gereja terdapat relief. Cerita di relief itu diambil dari Kitab Suci. Dengan relief tersebut umat diharapkan dapat memahami karya kejselamatan. Seluruh bangunan tembok dan tangga bukan terbuat dari semen cor, tapi dari batu kali sehingga menyerupai bangunan candi.

Goa Maria Lourdes merupakan bangunan yang terletak di dataran paling atas. Goa sepanjang 17 meter ini merupakan replika dari penampakanSanta Mariakepada umatnya diLourdes, Belanda. Di tengah goa berdiri patungSanta Mariasetinggi empat meter. Di tempat inilah para peziarah berdoa. “Di goa ini biasanya para peziarah berdoa,” ungkap Lasijo. “Bukan bermaksud menyembah patung, tetapi patung ini dibuat hanya untuk menambah kekhusukan mereka yang berdoa dan untuk mengenang kisah penampakan Bunda Maria, ” tambah laki-Iaki setangah baya itu.

Pada bag ian utara goa agak ke bawah, berdiri patung-patung yang bercerita tentang kisah sengsara Yesus saat pengadilan dan penyalibanNya. Di tempat inilah didakannya Jalan Salib, prosesi untuk mengenang kisah penyaliban tersebut. Khusunya pada masa-masa mendekati Hari Raya Paskah. Masih di sebelah utara goa, tapi lebih rendah dari tempat Jalan Salib, terdapat makam-makam para pastor yang pernah bertugas di gereja Poh Sarang. Jasad pastor yang dimakamkan di situ sebagian besar berasal dari luar negeri, namun telah bertahun-tahun bertugas diIndonesia.

Setelah Poh Sarang mengalami renovasi yang kali keempat, tahun 1999, semakin banyak peziarah yang dating ke gereja tersebut. Tidak mengherankan bila penjual makanan dan suvenir dari tahun ke tahun semakin bertambah, karena para peziarah banyak yang datang dari luarkota, bahkan luar pulau.Parapedagang ini ditempatkan di tempat khusus, di sebelah utara gereja, agar tempat ziarah tidak semramut.

“Sudah hampir limatahun saya berjualan di sini . Ya, syukurlah Tuhan memberikan rezeki . Selama berjualan disini dagangan saya laris. Apalagi bila ada Misa besar,” cerita Arianeta, salah satu pemilik warung makanan yang mengaku berasal dari Kalimantan. Maka, disadari atau tidak, keberadaan Gereja Poh Sarang telah meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitarnya. Adapenghasilan yang diperoleh, mulai dari tempat penititipan sepeda, parkir sepeda motor dan mobil, warung makanan, dan kios/toko souvenir. Pelancong yang dating tak hanya umat Khatolik, sehingga objek wisata ziarah termasuk potensi wisata Kediriyang bisa diandalkan. Naskah dan toto. Dyan

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Jatim News, Tabloid Wisata Plus, EDISI 32, 09 -23 April 2004, Tahun II

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Wisata Relegi dan tag , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar