Gedung Nasional Indonesia

-(2008)-
“Senantiasa ke muka jurusan kita, dengan tiada mempedulikan sendirian dan cela, bahkan tiada menyesali kehilangan keluarga yang harus menderita dari barang-barang yang menyenangkan hidup kita sendiri. ”                                                                                                                                                                          dr. Soetomo

Bila kita mendengar Gedung Nasional Indonesia (GNI), maka teringatlah kita pada tokoh pergerakan pemuda nasional dalam mengusir penjajah Belanda dari Indonesia yaitu dr. Soetomo.

Sejak awal berdiri (1930), GNI yang terletak di kawasan kota lama Surabaya, dipergunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian daerah dan pertemuan organisasi-organisasi kepemudaan Pak Tom (panggilan akrab dr. Soetomo) bersama para pemuda pejuang berkumpul untuk membicarakan strategi dalam menghadapi kaum penjajah. Tempat ini juga menjadi saksi terjadinya Kongres Indonesia Raya, terbentuknya Komite Nasional Indonesia dan Badan Keamanan Rakyat. Begitu banyak penstiwa bersejarah yang pernah terjadi di GNI.

Layangkan pandangan anda pada seluruh ruangan, anda akan melihat sebuah bangunan berarsitektur khas pendapa Jawa, lengkap dengan 4 buah soko guru pendapa, serta 15 kayu lain sebagai penopang. Perhatikan juga panggung tempat menampilkan atraksi kesenian daerah, terutama pada bagian bawah. Bayangkanlah, dulu, terdapat ruangan kecil tempat para pemuda bersembunyi dari kejaran rnusuh.

Begitu besar jasa Pak Tom bagi bangsa Indonesia. Lihatlah pada prasasti-prasasti yang ada di kompleks GNI. Tengok pula patung dr. Soetomo yang terletak di depan pendapa. Semuanya adalah ungkapan terima kasih rakyat Indonesia bagi tokoh kebangkitan nasional, dr. Soetomo.

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Keliling Surabaya, Humas KMS, hlm. 09, Deposit : D13-CB (C) 2008-02.