PERAJIN ROTAN MALANG


IMAM BUDIONO, PERAJIN ROTAN MALANG
Mengikuti Selera Mode Pelanggan
Rotan0003PARA tukang tampak asyik bekerja. Jemari-jemari tangannya tampak begitu terampil dan cekatan merajut belahan rotan maupun yang berbentuk sintetis pada sebuah kerangka yang akan dibentuk kursi atau meja. Kegiatan rutin para tukang ini setiap hari selalu menghiasi rumah yang sekaligus dijadikan tempat pembuatan mebel rotan milik Imam Budiono di Jl. Pahlawan 249A, Balerejo, Blimbing, Malang. Selain untuk kegiatan pembuatan mebel, di ruang sebelah yang berlantai dua juga digunakan sebagai showroom hasil karyanya.
Selama ini rotan dikenal sebagai bahan baku industri mebel serta furniture seperti kursi, meja, dan beragam perangkat rumah tangga lainnya. Namun di tangan seorang Imam Budiono, 49 tahun, bahan baku rotan dan sintetisnya bisa ‘disulap’ menjadi beragam kreasi berkualitas ekspor. Tak hanya mebel dari bahan rotan, tapi juga asesoris lain juga dikerjakannya. Bermula dari usaha coba-coba di kota Probolinggo tahun 1986 akhirrnya membuahkan hasil sebagai pengusalia mebel rotan di Malang. Imam Budiono merintis usahanya di Probolinggo saat itu mengambil produk mebel milik orang lain lantas dijualnya. Cam ini diubahnya karena kurang menguntungkan, lantas dia membeli mebel sisa ekspor di pabrik mebel lalu dijual lagi dan laris manis. Di Probolinggo ia menyewa toko yang diberi nama Tiban Jaya dan dijadikan nama usahanya sampai sekarang. Nama Tiban Jaya diambil dari nama masjid yang berada di depan tokonya di Probolinggo saat itu. Orang-orang di sana menyebut masjid tiban, karena konon tempat ibadah itu tiba-tiba ada dan tak ada yang tahu siapa yang membangun.
Rotan0004Hijrah ke Malang, kini Imam Budiono bisa dibilang pengusaha mebel rotan sukses. Kesuksesannya diawali tahun 2007 ketika ia ingin mencoba membuat mebel rotan sendiri walau sebenarnya ia tidak pernah tahu bagaimana cara membuat mebel rotan. ‘Terus terang saya tidak punya keahlian membuat mebel rotan. Saya hanya bisa mendesain lantas para tukang saya yang mengerjakan. Untuk membuat sendiri saya tidak bisa, jadi saya hanya mengarahkan tukang saja,” ujar lulusan STM (sekarang SMK) jurusan mesin ini.
Walau Imam Budiono mengaku tidak bisa membuat sendiri mebel-mebel itu, tapi dia adalah pencetus ide atau pembuat desain. Kadang ide desain itu didapatnya dari browsing internet, dari tayangan televisi atau bahkan pemesan yang membawa desain sendiri, “Pokoknya prinsip saya mengikuti selera mode pelanggan. Desain itu tak melulu mebel tapi bisa juga asesoris seperti kursi besar untuk kolam renang pigora atau wadah buah dan lain-lain. Bahkan pintu dan jendela rumah saya beri anyaman rotan sintetis. Hasilnya luar biasa, punya nilai lebih dibanding hanya pintu polosan. Ini hasil kreasi lain, untuk memberi kesan beda saja,” tuturnya.
Rotan0001Sejak awal berdiri, Imam Budiono dibantu empat orang, dan sekarang berkembang menjadi 32 karyawan. Kini, pemasaran mebel rotan buatan Imam Budiono disamping sudah menjangkau seluruh Jawa Timur juga di luar Pulau Jawa, “Kebanyakan pelanggan yang beli pada kami dijual lagi, j bahkan mungkin ada juga yang diekspor. Alhamdulillah setiap hari kami produksi terns dan selalu habis karena pelanggan setiap tahun bertambah. Bahkan untuk memberi kepuasan bagi pelanggan yang membawa model sendiri kami pun siap membuatnya berdasar gambar dan ukurannya,” jelas ay all dua anak ini.
Sebagai pengusaha mebel rotan, Imam Budiono termasuk orang baik hati. Sebab, ia menerapkan marketing kepercayaan kepada semua pelanggan yang kulakan padanya, yaitu barang laku baru bayar. Artinya, para pelanggan yang membeli dan menjual kembali mebel dari Imam Budiono bisa
dibilang tidak mengeluarkan modal dan cara membayarnya pun suka-suka. “Kadang ada juga yang benar-benar tidak bisa membayar walau barang sudah laku. Jika dia memang tidak mampu membayar, saya akan ikhlas. Namun kalau ada unsur nakal dan tak mau bayar, seterusnya tidak boleh mengambil barang lagi,” kata dia.
Imam Budiono yakin dalam berbisnis prinsipnya bisa menyenangkan orang lain. Dengan prinsip ini maka rezeki akan terus mengalir. “Semua rezeki diatur oleh Allah SWT. Insya Allah dalam bekerja sebisa mungkin menyenangkan orang lain, sehingga hubungan kekeluargaan akan terjalin erat. Ikatan emosional ini sebetulnya mahal harganya, karena bisa menambah persaudaraan,” prinsip Imam Budiono.
Rotan0002Tentang rahasia keberhasilannya mengelola kerajinan rotan dan sintetis ini, Imam Budiono mengaku tak jauh dari prinsip disiplin kerja, jujur dan tepat janji. Soal janji Imam Budiono sangat hati-hati. Kalau tidak tepat waktu, dia berusaha telepon dan memberitahukannya tentang kesulitan yang dihadapi. Bila terjadi komunikasi timbal balik, praktis hubungan kerja lancar. Apalagi peluang mebel rotan yang digelutinya ke depan sangat menjanjikan. “Alhamdulillah hasil produksi saya sudah cukup dikenal di Malang. Sehingga mebel-mebel untuk keperluan hotel yang banyak bertebar di Malang ini juga banyak yang pesan ke saya pungkasnya.Byan

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur:majalah SAREKDA Jawa Timuran/edisi; 020/2014/halaman 34-35

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Malang [Kota], Sentra, Th. 2014, Tokoh dan tag , , , , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar