Puspo Agro, Raih Dua Rekor MURI


Dua Rekor MURI Warnai Pembukaan Puspo Agro

Pembangunan Puspa Agro tahap Pertama telah selesai dan diresmikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Peresmian Pusat Perdagangan Agrobis (Puspa Agro), pertengahan Juli 2010 diwarnai dengan pemecahan dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor pertama, yakni panggangan ikan terpanjang di Indonesia (5,5 km), dan kedua, bakar ikan bandeng massal terpanjang (5,2 km). Piagam MURI derahkan langsung Manajer MURI Paulus Pangka kepada penggagas acara, yakni Ketua Umum Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jatim Hj. Nina Soekarwo, dan Direktur Utama PT Jatim Grha Utama, Erlangga Satriagung.

Pasar Induk Modern Puspo Agro memang syarat dengan rekor. Selain dua rekor yang diperoleh saat peresmian beroperasinya itu, Puspa Agro sendiri tercatat sebagai pasar induk agrobis terbesar di Indonesia, sekaligus nomer dua terbesar di dunia setelah pasar induk serupa di Thailand. Pebangunan Puspa Agro direncanakan selesai dalam tiga tahap. Tahap pertama dibangun, berdiri di atas areal seluas 15 hektare, dengan 2 los pasar terdiri dari 1.045 stan.

Banyak harapan dan dukungan atas diresmikannya Puspa Agro. Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo misalnya menyampaikan Puspa Agro diharapkan bisa meningkatkan perekonomian Jatim. Dijelaskan, saat ini transaksi perdagangan antar provinsi mencapai angka Rp 442 Triliun. Melihat potensi Jatim, dan dengan berdirinya Puspa Agro, Soekarwo berani menargetkan nilai perdagangan Jatim dengan provinsi lain bisa tembus Rp 200 Triliun hingga akhir tahun 2010.

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa berharap, kehadiran Pasar Induk Puspa Agro Jatim tak hanya menjadi sumber pemasok komoditi pertanian untuk nasional, tapi juga internasional. Pasalnya, Indonesia menargetkan pada tahun ini bisa memasok 10 persen kebutuhan sayur dan buah ke Singapura.

Meriahnya pembukaan (soft opening) Puspa Agro juga terlihat dari banyaknya menteri yang hadir. Selain Menko Perekonomian Hatta Radjasa, menteri lainnya seperti Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, juga hadir di acara itu. Tampak pula Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf dan Hj. Ummu Fatma, Sekretaris Daerah Prov Jatim Dr. H. Rasiyo, M.si, Bupati Sidoarjo Win Hendarso, dan anggota Forum Pimpinan Daerah Jatim.

Sementara itu, mantan Gubernur Jatim Imam Utomo yang menggagas pembangunan pasar induk agobisnis yang kemudian dikenal dengan Puspa Agro ini sekitar sepuluh tahun lalu, mengaku terharu dan senang dengan pembukaan Puspa Agro Jatim.

Ide membangun Puspa Agro (dulu bernama Pasar Induk Agrobisnis atau PIA) muncul sekitar sepuluh tahun lalu. Untuk mengoptimalkan peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi Jatim. Diperlukan perbaikan mata rantai pemasaran produk pertanian. Ini agar revitalisasi pertanian di lini on farm yang gencar dilakukan waktu itu, tak sia-sia akibat tidak adanya perbaikan di lini off farm, terutama pasca panen dan pemasaran.

Hal itu bisa menjadi persoalan serius karena komoditas pertanian Jatim yang selalu surplus setiap tahun (memasok 47 persen kebutuhan nasional) ternyata tidak diimbangi meningkatnya nilai buat petani. Salah satu penyebabnya. Jatim tidak memiliki sistem perdagangan agro yang bisa meningkatkan nilai tambah tersebut. Jatim punya banyak produk, tetapi tidak bisa mengendalikan perdagangan. Dengan adanya pasar yang berperan sebagai pasar induk, diharapkan Jatim bisa mengendalikan perdagangan komoditas tersebut.

Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo dalam sambutannya saat peresmian Puspa Agro mengatakan, para petani dan pedagang di Puspa Agro siap melayani pembeli eceran, grosir, hingga partai besar. Sehingga diharapkan mampu menjaga pasokan produk hasil bumi. Dengan begitu, harga sayur-mayur dan komoditas pertanian lainnya bisa terus stabil.

Pernyataan Soekarwo itu merujuk pada fakta dengan fasilitas pergudangan dan daya tamping Puspa Agro yang bisa melayani pedagang grosir, produk pertanian, perikanan, maupun peternakan Jatim bisa disimpan serta diolah untuk jangka waktu relatif lama. Dengan demikian, harga komoditas diharapkan bisa lebih stabil.

Menurut Soekarwo, Puspa Agro nanti tidak hanya menjadi pusat perdagangan, hunian, serta logistik hasil bumi. Namun, pasar itu juga akan menjadi tempat pelatihan dan pendidikan bagi petani, generasi muda, maupun masyarakat umum.

Karena itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa meminta agar Puspa Agro tdak hanya lahannya yang terluas di Indonesia. Tetapi juga harus menghasilkan kualitas yang unggul. Dengan begitu pasar ini tak hanya menjadi penyuplai regional, namun juga internasional. Dan pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteran petani Jatim yang jumlahnya mencapai 47 persen penduduk Jatim.

Dengan adanya Puspa Agro, Jatim bisa menjadi percontohan bagi provinsi lainnya. Menajemen Puspa Agro harus mengembangkan jaringan untuk membangun kerjasama dengan 32 provinsi lainnya.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel dinukil Tim  dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur:  Profile Jawa Timur, hlm 98.

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Sentra, Sidoarjo, Wisata, Wisata Khas dan tag , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar