Syeh Jumadil Kubro, Trowulan-Mojokerto


Sekelumit Syekh Jumadil Qubro

Syeh Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama besar yang merupakan bibit kawit atau cikal bakal dalam penyebar agama Islam di pulau Jawa. Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah ini, diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu dari Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) Maulana Ibrahim Samarqandi dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa.

Setelah itu mereka berpisah yaitu Syekh Jumadil Qubro tetap berada di pulau Jawa, sedang Maulana Malik Ibrahim ke Champa, di sebelah selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa. Sementara adiknya, yaitu Maulana Ishaq pergi ke Aceh dan mengislamkan Samudra Pasai. Dengan demikian, silsilah dari beberapa Walisongo yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucunya, sedangkan Sunan Bonang, Sunan Drajad dan Sunan Kudus adalah cicitnya. Hal itulah yang menyebabkan adanya pendapat yang mengatakan bahwa para Walisongo merupakan keturunan etnis Uzbek yang dominan di Asia Tengah, selain itu juga ada kemungkinan lainnya yaitu etnis Persia, Gujarat, ataupun Hadramaut.

Kemudian beliau dakwah bersama para ulama termasuk para putra-putri dan santrinya menuju ke tanah Jawa. Mereka menggunakan tiga kendaraan laut, sekaligus terbagi dalam tiga kelompok dakwah. Kelompok pertama, dipimpin Syeikh Jumadil Kubro memasuki tanah Jawa melalui Semarang dan singgah beberapa waktu di Demak. Selanjutnya perjalanan dilanjutnya menuju ke Majapahit dan berdiam di sebuah desa kecil yang bernama Trowulan letaknya berada di dekat kerajaan Majapahit. Kelompok kedua, terdapat cucunya yang bernama al-Imam Ja’far Ibrahim Ibn Barkat Zainal Abidin dibantu saudaranya yakni Malik Ibrahim menuju kota Gresik. Dan kelompok ketiga, adalah jamaah yang dipimpin putranya yakni al-Imam al-Qutb Sayyid Ibrahim Asmoro Qondy menuju Tuban. Namanya masyhur dengan sebutan “Pandhito Ratu” karena beliau memperoleh Ilmu Kasyf (transparansi dan keserbajelasan ilmu/ilmu yang sulit dipahami orang awam, beliau diberi kelebihan memahaminya).

Perjalanan dakwah Syeikh Jumadil Kubro berakhir di Trowulan, Mojokerto. Beliau wafat tahun 1376 M, 15 Muharram 797 H. diperkirakan hidup diantara dua Raja Majapahit yaitu pada awal Raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi dan pertengahan Prabu Hayam Wuruk. Bermula dari usul yang diajukan Syeikh Jumadil Kubro kepada penguasa Islam di Turki (Sultan Muhammad I) untuk menyebarkan Agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit. Karena, pada saat itu wilayah Majapahit sangat kuat pengaruh Agama Hindunya di samping keyakinan masyarakat pada arwah leluhur dan benda-benda suci. Sehingga, keberadaannya di tanah Majapahit hingga ajal menjelang menunjukkan perjuangan Sayyid Jumadil Kubro untuk menegakkan Agama Islam melawan penguasa Majapahit sangatlah besar.

Karena pengaruh beliau dalam memberikan pencerahan bekehidupan yang berperadaban, Syeikh Jumadil Kubro dikenal dekat dengan pejabat Kerajaan Majapahit. Cara beliau berdakwah yang pelan tapi pasti, menjadikan beliau amat disegani. Tak heran, bila pemakaman beliau berada diantara beberapa pejabat kerajaan Majapahit di antaranya adalah makam Tumenggung Satim Singgo Moyo, Kenconowungu, Anjasmoro, Sunana Ngudung (ayah Sunan Kudus), dan beberapa patih serta senopati yang dimakamkan bersamanya.

Komplek Pemakaman Trowulan
Trowulan adalah kawasan bekas ibukota Kerajaan Mojopahit terletak di pinggir jalur utama Surabaya-Jawa Tengah lewat selatan, tepatnya terletak di antara Mojokerto-Jombang. Dari Mojokero menuju Trowulan hanya berjarak 12 kilometer, dari Jombang jaraknya sekitar 20 kilometer, sedang dari Surabaya sekitar 65 kilometer. Di Trowulan inilah dulu menjadi tempat tinggal Raja Hayamwuruk dan Mahapatih Gajahmada yang terkenal dalam memimpin dan memerintah Mojopahit yang jaya. Dan di tempat inilah juga dulu Patih Gajahmada bersumpah Amukti Palapa, sumpah legendaris yang mengantarkan Mojopahit menjadi penguasa wilayah nusantara sampai ke Madagaskar.

Bekas ibukota Mojopahit tersebut, masih dapat kita saksikan sisa-sisanya yang berupa situs-situs purbakala yang tersebar di kawasan Trowulan dan sekitarnya. Baik berupa bangunan candi, gapura, makam, prasasti, area, maupun benda-benda artefak lainnya, serta yang in-situ (di lokasi asal) maupun yang telah dipindahkan ke Museum Trowulan (exsitu) untuk berbagai alasan. Termasuk kompleks makam Syekh Syaid Jumadil Kubro yang terdapat dalam Kompleks Makam Troloyo di Dusun Sidodadi, Desa Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto. Lokasi kompleks makam ini berdekatan dengan Pendopo Agung Majapahit dan Pusat Informasi Majapahit. Sekali dayung, maka semua tujuan napak tilas sejarah Majapahit dapat terlampaui. Masyarakat menyakini kompleks makam itu sebagai makam Syekh Jumadil Kubro, Syekh Abdul Qodir Jailani Sini, Syekh Maulana Skah, dan Syekh Maulana Ibrahim. Selain itu, juga makam Walisongo, makam Sunan. Ngudung, makam Putri Keneono Wungu, dan Anjasmoro. Selain itu, penjiarah juga bisa ke makam tujuh yang berisi tujuh buah makam. Para peziarah itu datang dari penjuru kota, baik dari dalam dari luar Mojokerto, serta ada pula yang datang dari luar Jawa. Peziarah datang ke makam tersebut dengan berbagai tujuan. Ada yang datang, hanya ingin tahu keberadaan Makam Troloyo, ada pula yang datang untuk memberikan doa kepada leluhur Walisongo dengan membacakan ayat-ayat suci Al Quran. Tetapi ada juga pezirah yang datang untuk mendapat ilmu relijius dari para leluhur yang berada di makam itu. Menurut Ahmad AHun petugas penjaga makam, yang telah bertugas sejak 2007 mengatakan biasanya penziarah yang datang dan ramai itu bila bertepatan dengan malam Jumat legi. “Pada saat Jumat Legi, pengunjung yang dating bisa mencapai 4.000 hingga 5000 orang lebih, baik perorangan maupun rombongan,” terangnya.

Otomatis fasilitas parkir kendaraan, baik kendaraan bis, mobil pribadi ataupun sepeda motor sangat padat, sehingga para penziarah harus berjalan dengan jarak yang lumayan jauh. Jadi jika anda ingin berkunjung dengan suasana nyaman ya … hindari aja hari tersebut. Untuk bisa masuk, para penziarah terlebih dulu harus membeli tiket masuk atau peron dengan harganyapun sangat murah dan bisa terjangkau oleh semua kalangan. Yaitu antara penziarah  perorangan dan rombongan harga tiketnya dipatok sama Rp 500,-.

Untuk menjaga  komplek makam, penjaga komplek makam terbagi dalam 2 shift, setiap shift ada 2 orang penjaga. Jadi total penjaganya ada 6 orang. Kami bertugas dari jam 07.00-19.00 wib, Haul Syech Jumadil Kubro adalah peringatan wafatnya Syech Jumadil Kubro yang dilaksanakan setiap tahun Puncak kunjungan wisatawan terjadi pada saat malam Jumat Legi dan setiap malam tanggal15 Suro (Muharram). Dalam Haul Syech Jumadil Kubro, digelar serangkaian kegiatan keagamaan seperti Khotmil Quran, Istighotsah, Pembacaan Tahlil serta pagelaran Seni Hadrah yang diikuti oleh peziarah dari seluruh penjuru Jawa Timur.

Menjelajahi Komplek Makam Kompleks makam Troloyo ada dua kelompok makam. Di bagian depan (tenggara) dan di bagian belakang (barat laut). Makam di bagian depan diantaranya: Kelompok makam petilasan Wali Songo. Kemudian di sebelah barat daya dikenali dengan sebutan Syech Mulana Ibrahim, Syech Maulana Sekah dan Syech Abd, Kadir Jailani. Ada pula Syech Jumadil Kubro. Sedang di utara Masjid terdapat makam Syech Ngudung atau Sunan Ngudung. Kompleks makam di bagian belakang meliputi: Bangunan  cungkup dengan dua makam yaitu Raden Ayu Anjasmara Kencanawungu, kemudian terdapat pula kelompok makam yang disebut Makam Tujuh atau Kubur Pitu yang dikenal sebagai Pangeran Noto Suryo, Patih Noto Kusumo, Gajah Permodo, Naya Genggong, Sabdo Palon, Emban Kinasih dan Polo Putro.

Di bagian belakang kompleks makam Tralaya masih terdapat kompleks makam Islam lainnya yang terkenal dengan sebutan Kubur Pitu dan secara berturut-turut berikut ini adalah nama-nama mereka yang dimakamkan di sana:
Makam yang dikenal dengan nama Pangeran Noto Sunjo,
Makam yang dikenal dengan nama Patih Noto Kusumo,
Makam yang dikenal dengan sebutan Gajah Permodo
Makam yang dikenal dengan sebutan Naya Genggong,
Makam yang dikenal sebagai Sabdo Palon,
Makam yang dikenal dengan sebutan Emban Kinasih,
Makam yang dikenal dengan sebutan Polo Putro, nisannya polos tanpa hiasan.

Ketujuh orang tersebut merupakan para pejabat di istana kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai Patih, Senopati dan Abdi Dalam. Sebagian dari nisan-nisan pada Kubur Pitu tersebut berbentuk Lengkung Kurawal yang tidak asing lagi bagi kesenian Hindu. Melihat kombinasi bentuk dan pahatan yang terdapat pada batu-batu nisan yang merupakan paduan antara unsur-unsur lama dan unsur-unsur pendatang (Islam), nampaknya adanya akultrasi kebudayaan antara Hindu dan Islam.

Sementara itu, bila diperhatikan masih adanya kekurangcermatan dalam penulisan kalimah-kalimah thoyyibah, hal tersebut dapat diduga bahwa para pemahat batu nisan adalah masih pemula dalam mengenal Islam. Demikianlah dapat kita saksikan betapa toleransinya Majapahit terhadap agama Islam, terbukti dari banyaknya makam Islam di desa Tralaya, yang masih termasuk dalam ibu kota kerajaan. Angka tertua yang ada di batu nisan pitu adalah tahun 1369 (saat masa di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk).

Yang menarik pada kuburan pitu adalah berada pada batu nisannya. Walau kuburan Islam, tetapi bentuk batu nisannya masih seperti kurawal yang mengingatkan kala-makara, dengan tulisan berangka tahun huruf Kawi, yang berarti bahwa di abad XIV Islam adalah agama baru bagi Kerajaan Majapahit. Tetapi sebagai unsur kebudayaan, telah diterima oleh masyarakat. Dapat diketahui, bahwa para pendatang dari barat maupun orang-orang Tionghoa ternyata sebagian besar mereka beragama Islam, dan terus berkembang hingga mencapai puncaknya pada abad XVI saat kerajaan Demak.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Prasetya,  Volume III, No. 32, Agustus 2011, hlm. 30.

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Mojokerto, Wisata, Wisata Relegi, Wisata Sejarah dan tag , , , , , , , , , . Tandai permalink.

27 Balasan ke Syeh Jumadil Kubro, Trowulan-Mojokerto

  1. harianto berkata:

    maaf ya putra dari syekh jumadil kubro itu bukan maulana malik ibrahim (sunan gresik) tp maulana ibrahim samarqandi

    • PUSAKA JAWATIMURAN mengalihkan tulisan ini dari majalah Prasetya, Volume III, No. 32, Agustus 2011, hlm. 30, (Koleksi layanan DEPOSIT Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur). Namun kami menghargai atas Koreksi Saudara serta kami ucapkan Terima kasih banyak, kami sangat berharap, Koreksi Saudara pada tulisan-tulisan yang lain, pada blog PUSAKA JAWATIMURAN ini, salaaamm

  2. Syafi'i berkata:

    Billah,,turut mbaca mga bisa mbri sdkit tauladan bgi saya chususnya bgi smw umum nya. Trimakasih
    “salamualaika”
    (doyok imam syafi’i)

  3. Al Ilyas berkata:

    Ditempat itu ada Makam Wali Sepuh, Beliau Syech Jumadil Qubro sendiri sangat menghormatinya, sayang makamnya tidak ada yang tau, tidak diberi kijingan, terkadang diinjak-injak oleh peziarah. kasihan beliau.

  4. bayu berkata:

    siapa nama asli “Syekh Jumadil Kubro”?….setahu saya semua anak cucu Rasulallah Muhammad Saw mempunyai nama asli nya? dan apa nama bangsanya?…mhn balasannya,terima kasih

    • Informasi yang PUSAKA JAWATIMURAN dapatkan sesuai sumber, hanya sebatas hal tersebut, namun pertanyaan saudara merupakan tantangan bagi PUSAKA JAWATIMURAN untuk berburu informasi tersebut, mohon maaf sdr. bayu

    • Arif berkata:

      Nama aslinya adalah syeh jamaludin al akbar punya 3 putra.. 1.babu lah(bpk s. G. Jati). 2. Syeh ibrahim asmaraqandi(bpk. sunan ampel). 3.maulana ishak(bpk s giri)

    • Bambang Ir berkata:

      sumbang saran Pak Bayu ….. : Syeikh Jumadil Kubro bernama lengkap Syeikh Jamaluddin al-Husain al-Akbar. Beliau adalah cucu ke-18 Rasulullah Muhammad SAW dari garis Syyidah Fatimah Az Zahrah al-Battul. Ayahnya bernama Syeikh Jalal …. matur suwun

  5. Suwon tambah ilmu kulo,,,

  6. windi wandira berkata:

    thanks,

  7. sugeng berkata:

    Gak sengaja ke Blog ini… hingga rasa syukurku muncul seraya berucap alhamdulillah atas hidayah Mu, setelah baca materinya.. mkasih admin. ilaa jami’il auliyaaillaahisshoolihiin al Faatihah …

  8. Abdullah berkata:

    Menurut Al-Ilyas bahwa ada makam wali sepuh, siapa itu Wali Sepuh,…dan kalau anda tau coba tunjukan dan beri tahu pada juru kunci disana,..

  9. Ping balik: harga tiket pantai popoh | Info Wisata

  10. Ping balik: Sandal Kulit Wanita Mojokerto | Sendal Wanita

  11. Ping balik: Emban Batu Ukiran Bali | Kumpulan Semua Info

  12. Assalamualaikum
    Terimakasih kpd penulis serta admin, Semoga para pengikut nabi muhammad saw dimanapun berada bisa lebih mengerti dengan adanya perjuangan para auliya allah serta bisa meniru suri tauladan-Nya, semoga kita semua dapat diberi keberkahan dan keridhoan oleh Allah azza wajalla atas karunia dan nikmat yg kita ketahui sekarang. Aamiin, syukron ala kullih, wal afwu minkum wassalamualaikum

  13. Muhammad Ricko Wahyudi Hutabarat berkata:

    Informasi yang sangat bermanfaat, Terima kepada penulis dan para pengunjung yang sudah memberikan informasi, saran dan kritik.

  14. indarto berkata:

    informasi yang saya dapatkan berbeda jauh dengan informasi ini, dan dari segi waktu/masa informasi ini saya pikir tidak tepat. sebagai contoh :
    ” Syeh Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama besar yang merupakan bibit kawit atau cikal bakal dalam penyebar agama Islam di pulau Jawa. Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah ini, diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu dari Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) Maulana Ibrahim Samarqandi dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa.”
    informasi yang saya terima adalah Syekh Jumadil Kubro adalah keturunan ke 20 dihitung dari
    1. Fatimah Az-Zahrah binti Muhammad SAW, yang menikah dengan Sayyidina Ali bin abi tholib memiliki anak Sayyidina Husein RA bin Ali bin Abi Tholib
    2. Sayyidina Husein RA memiliki anak Sayyidina Ali Zainal Abidin
    3. Sayyidina Ali Zainal Abidin memiliki anak Sayyidina Muhammad Al Baqir
    4. Sayyidina Muhammad Al Baqir memiliki anak Sayyidina Ja’far Shodiq
    5. Sayyidina Ja’far Shodiq memiliki anak Sayyidina Ali (Uradhi)
    6. Sayyidina Ali (Uradhi) memiliki anak Sayyidina Muhammad An-Naqib
    7. Sayyidina Muhammad An Naqib memiliki anak Sayyidina Isa Ar-rumi
    8. Sayyidina Isa Ar-rumi memiliki anak Sayyidina Ahmad (Muhajir)
    9. Sayyidina Ahmad (Muhajir) memiliki anak Sayyidina Ubaidillah
    10. Sayyidina Ubaidillah memiliki anak Sayyidina Alwi
    11. Sayyidina Alwi memiliki anak Sayyidina Muhammad Sohibus Saumi
    12. Sayyidina Muhammad Sohibus Saumi memiliki anak Sayyidina Alawi Ats-Tsani
    13. Sayyidina Alawi Ats-Tsani memiliki anak Sayyidina Ali Kholi’ Qosim
    14. Sayyidina Ali Kholi’ Qosim memiliki anak Sayyidina Muhammad Sohib Mirbath
    15. Sayyidina Muhammad Sohib Mirbath memliki anak Sayyidina Alawi Ammil Faqih
    16. Sayyidina Alawi Ammil Faqih memiliki anak Sayyidina Abdul Malik (Al-Muhajir)
    17. Sayyidina Abdul Malik al Muhajir memiliki anak Sayyidina Abdullah Azmatkhan
    18. Sayyidina Abdullah Axmatkhan memiliki anak Sayyidina Ahmad Jalaluddin Al-Khan
    19. Sayyidana Ahmad Jalaluddin Al-khan memiliki anak Syekh Husein Jamaluddin Al Akbar (lidah jawa menjadi Syekh Husein Jumadil Qubro
    20. Syekh Husein Jamaluddin Al Akbar (lidah jawa menjadi Syekh Husein Jumadil Qubro
    Jadi keturunan ke 20 bukan keturunan ke 10.

Tinggalkan komentar