Batik Sidoarjo


-(2009)-
KEBERADAAN batik di Sidoarjo ini tak lepas dari peran seorang lelaki legendaris bernama Mbah Mulyadi. Dialah yang menyebarkan ketrampilan batik di Sidoarjo. Mbah Mulyadi ini adalah keturunan raja Kediri yang lari ke Sidoarjo untuk menghindari kejaran penjajah Belanda. Agar terhindar dari kejaran Belanda, Mbah Mulyadi menyamar sebagai pedagang.

Mbah Mulyadi ini adalah seorang ulama besar yang mendirikan masjid Al-Abror, cikal bakal ibukota Sidoarjo. Karena memiliki ketrampilan membatik, Mbah Mulyadi kemudian mengajarkan kepada orang-orang sehingga terbentuklah sebuah komunitas. Dari semula hanya belajar membatik, Mbah Mulyadi juga memberikan syiar Islam. Dari sinilah seni batik kemudian berkembang ke daerah-daerah lain di Sidoarjo.

Setidaknya, ada tiga motif batik khas Sidoarjo, yakni beras utah, kembang bayem, dan kebun tebu. Beras Utah ini terkait dengan melimpahnya bahan pangan terutama padi yang ada di Sidoarjo. Sehingga, dengan penduduk Sidoarjo yang relative kecil waktu itu, kelebihan beras tersebut tentu akan dilimpahkan ke daerah lain. Sedangkan motif Kebun Tebu ini terkait dengan Sidoarjo yang dulunya dikenal sebagai penghasil gula terbesar. Sehingga, tentu banyak pula kebun-kebun tebu yang menjadi bahan baku gula. Saat ini, situs-situs yang menunjukkan Sidoarjo sebagai penghasil gula masih ada. Sementara, motif Kembang Bayem ini terkait dengan banyaknya sayuran bayam di daerah pedesaan Sidoarjo. Tanaman tersebut sangat mudah dijumpai di sekitar rumah penduduk, baik yang ditanam maupun yang tumbuh liar.

Sebenarnya, dari segi warna, batik khas Sidoarjo tidak begitu mencolok dan cenderung berwarna gelap (cokelat) dan motifnya tidak ada yang memakai binatang. Namun, karena konsumen kebanyakan masyarakat Madura, maka pengrajin batik Sidoarjo pun mengikuti permintaan tersebut. Sehingga, muncullah warna-warna mencolok seperti merah, biru, hitam dan sebagainya. Karena itulah, Sidoarjo juga terkenal dengan batik motif Madura.

Pengrajin batik di Kabupaten Sidoarjo memang tidak telalu banyak, namun telah ada pada ratusan tahun yang lalu, batik batik ini di buat secara turun temurun, oleh pengrajin batik hingga sekarang terkenal dengan kampung  batik. Ada juga yang namanya batik Kenongo. Secara umum, ciri khas batik-batik Sidoarjo adalah warna yang dominan seperti merah, biru dan hijau dengan warna yang sangat kuat (terang). Batik -batik ini masih dikerjakan secara traditional (batik Tulis) dengan pewarnaan alami.

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit No. 12.312/19-03-2010 – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : ZONABIS, Media Informasi Kadin Wilayah Tengah, Volume II, (2009).

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Kesenian, Seni Budaya, Sentra, Sidoarjo, Th. 2009 dan tag , , , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar