Meraup Rezeki: dari Kerajinan Enceng Gondok


Laporan : Abi | Ryan | Tpy

BAGI Supardi, 42, enceng gondok adalah tanaman yang punya manfaat walau orang lain menganggap sebagai limbah. Sebab, di tangan warga Kebraon Indah Permai C/46, Surabaya, ini dari tanaman tak berguna itu disulap menjadi barang yang menghasilkan rupiah. Apalagi tanaman enceng gondok di sekitar ia tinggal sangat melimpah. Disebut tanaman tak berguna, menurut Wikipedia, enceng gondok (latin: Echhomia Crass Ipers) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung.
ENCENG gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Enceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.  Menjadi perajin enceng gondok, Supardi mengawali dengan mengikuti pelatihan yang diadakan Persatuan Istri Pumawirawan (Perip) Jatim di Kelurahan Kebraon, Surabaya, tahun 2007. “Dari coba-coba kok suka kemudian ditekuni sekalian. Istri saya, Wiwit Manfaati, yang paling rajin membuat kreasi-kreasi baru kerajinan enceng gondok ini. Akhimya tetangga kanan kiri pun tertarik sehingga terdengar PKK Kota Surabaya. Ibu Wawali yang juga sebagai Ketua Dekranasda Kota Surabaya mengajak pameran pertama kali di Jatim Expo pada Maret 2008 kemudian berlanjut pada pameran-pameran di tempat lain,” kata pria berputra tiga ini. Dari pameran ke pameran itu produk Supardi dikenal banyak orang. Karena tertarik, pesanan pun mengalir ke rumahnya mulai dari tas, wadah tisu, tempat pensil, sandal, kipas sampai pada tempat hantaran (peningset) untuk kemantin dan suvenir- suvemir. “Bahkan Kepala Sekolah Al Hikmah di Gayungsari Surabaya untuk keperluan pertukaran pelajar memesan kaligrafi yang terbuat dari enceng gondok. Kaligrafi enceng gondok ini katanya untuk kenang-kenangan pelajar dari Malaysia,” tutur Supardi yang sering mengikuti lelang di Bank Jatim. Disamping dikerjakan bersama istrinya, Supardi juga dibantu tiga orang tetangga. Mereka itu datang ke rumah Supardi mengambil bahan sembari diberi contoh model kemudian dikerjakan di rumah. Selesai dikerjakan di rumah masing-masing, barang yang sudah jadi kembali disetor ke Supardi sambil menerima bayaran, dan pulang membawa bahan baku lagi.   Begitu seterusnya. “Sebetulnya kerajinan enceng gondok ini ke depan punya prospek, tetapi banyak orang yang belum berminat, termasuk tetangga kanan kiri saya,” kata pria asli Jombang ini.

Untuk mengajak orang berminat agar tertarik dengan kerajinan enceng gondok ini, Supardi dan istri sering diminta disperindag pemkot menjadi instruktur pelatihan kerajinan enceng gondok. Harapan Supardi dari orang-orang yang dilatih itu bias menjadi perajin kemudian direkrut sebagai tenaga untuk memajukan usaha kerajinan enceng gondok, terutama di Surabaya. “Kami punya cita-cita ingin menjadikan kota Surabaya sebagai sentra kerajinan enceng gondok. Sebab, di waduk belakang perumahan Kebraon banyak terdapat tanaman enceng gondok sebagai bahan untuk kerajinan. Harga enceng gondok kering sangat murah, Rp 3.500/kg. Pertumbuhan tanaman enceng gondok di waduk Kebraon begitu cepat. Jumlah orang yang mengambil enceng gondok bisa jadi lebih cepat dari pertumbuhan enceng gondok itu sendiri. Sebab, dalam penelitian dalam dua bulan pertumbuhan enceng gondok bisa mencapai satu meter persegi,” kata Supardi yang pemah bekerja di perusahaan swasta. Saat ini, semua proses produksi masih dikerjakan secara manual. Ke depan, Supardi bercita-cita ingin mempunyai mesin pemipih untuk mempercepat proses penghalusan batang enceng gondok. “Tapi untuk mendukung keinginan itu sementara ini saya terbentur pada permodalan. Apalagi kami juga punya rencana ingin ekspor,” pungkas Supardi yang belakangan giat mengikuti pameran-pameran.

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : SAREKDA, Media Informasi Biro Administrasi Perekonomian, Sekretariat daerah Provinsi Jawa timur, EDISI 006/2009

Tentang Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
Pos ini dipublikasikan di Sentra, Surabaya dan tag , , , , . Tandai permalink.

5 Balasan ke Meraup Rezeki: dari Kerajinan Enceng Gondok

  1. Upik Indrawani berkata:

    stelah sya bca artikel sya tertarik dengan kerajinan eceng gondok yg dilakukan pak supardi. klo boleh sya tau sya minta no telpon pak supardi krna sya mw mengadakan pelatihan tentang kerajinan eceng gondok untuk anak didik sya. trima kasih …

  2. nurrohmi handayani berkata:

    Apakah pak Supardi mempebolehkan jika saya ingin mengikuti kursus di rumahnya di kebraon?

  3. Nuni berkata:

    Kalau boleh tahu ini nomor perajinnya yg bisa dihubungi berapa ya? Saya mau wawancara buat majalah kampus. thanks.

Tinggalkan Balasan ke Pusaka Jawatimuran Batalkan balasan